Adab Bangun Tidur
Di antara sunnah-sunnah Rasulullah yang harus kita biasakan dan rutinkan untuk dilakukan setiap bangun dari tidur, adalah;
1. Duduk Dan Mengusap Wajah
Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu pernah menginap di rumah bibinya; Maimunah radhiyallahu anha. Beliau adalah salah satu istri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhumaa berkata;
فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ أَوْ قَبْلَهُ بِقَلِيلٍ أَوْ بَعْدَهُ بِقَلِيلٍ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu tidur hingga pada tengah malam, atau kurang sedikit, atau lewat sedikit, beliau bangun dan duduk sambil mengusap sisa-sisa kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya.”
(HR. Imam Bukhari, no.177)
2. Membaca Doa Dan Dzikir
Di antara bacaan doa yang biasa dibaca oleh Rasulullah ketika bangun tidur adalah;
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ الَّذِي أَحْيَاناَ بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji untuk Allah yang menghidupkan kami kembali setelah Dia mematikan kami dan hanya kepadaNya kami akan dibangkitkan.”
Sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu bercerita;
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ: بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا. وَإِذَا قَامَ قَالَ: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Apabila Nabi shallallahu alaihi wa sallam hendak tidur, beliau mengucapkan: Bismika amuutu wa ahya (Dengan namaMu aku mati dan aku hidup). Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: Alhamdulillahilladzii ahyaana bada maa amaatanaa wailaihin nusyuur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadaNya lah tempat kembali).”
(HR. Imam Bukhari, no.5837)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang doa bangun tidur;
“(Dengan membaca doa ini), maka kamu memuji Allah yang sudah menghidupkanmu dari maut (tidur) dan mengingatkanmu tentang hari kebangkitan, yaitu kebangkitan dari kubur dan keluar dari kuburan, menuju Allah azza wa jalla. Maka dengan bangkit dari kematian yang kecil (tidur) membuat kamu ingat pada kebangkitan dari kematian yang besar.”
(Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 1:1652)
Hadits ini juga menunjukkan bahwa dianjurkan ketika bangun tidur, untuk memperbanyak dzikir mutlaq (umum).
Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dan setan mengikatkannya sedemikian rupa, sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya lalu (dikatakan) kamu akan melewati malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan lelap. Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudhu, maka lepaslah tali yang lainnya, dan jika dia mendirikan shalat, lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya dia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun, bila dia tidak melakukan seperti itu, maka pada pagi harinya jiwanya tersebut merasa tidak segar dan menjadi malas beraktivitas.”
(HR. Imam Bukhari, no.1074)
3. Membaca 10 Ayat Terakhir Surat Ali Imran
Dari ayat 190-200, silakan bisa melihat langsung pada mushaf Al-Quran!
Dimulai dari ayat;
إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلٰفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَءَايٰتٍ لِّأُولِى الْأَلْبٰبِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
(Surat Ali Imran: ayat 190)
Sampai dengan ayat;
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negeri) dan bertaqwalah kepada Allah agar kalian beruntung!”
(Surat Ali Imran: ayat 200)
Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhumaa menceritakan pengalaman beliau ketika menginap di rumah bibinya; Maimunah radhiyallahu anha;
فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ أَوْ قَبْلَهُ بِقَلِيلٍ أَوْ بَعْدَهُ بِقَلِيلٍ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu tidur hingga pada tengah malam, atau kurang sedikit, atau lewat sedikit. Lalu beliau bangun dan duduk sambil mengusap sisa-sisa kantuk yang ada di wajahnya dengan tangan. Beliau kemudian membaca 10 ayat terakhir
Adab Bersin
Hendaknya orang yang bersin untuk merendahkan suaranya dan tidak secara sengaja mengeraskan suara bersinnya.
Hal tersebut berdasarkan hadits dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ
“Bahwasanya apabila Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.”
(HR. Abu Dawud, no.5029, At-Tirmidzi, no.2746)
Hendaknya orang yang bersin menahan diri untuk tidak menolehkan lehernya (menekukkan leher) ke kanan atau ke kiri ketika sedang bersin, karena hal tersebut dapat membahayakannya.
Seandainya lehernya menoleh (menekuk ke kanan atau ke kiri) itu dimaksudkan untuk menjaga agar tidak mengenai teman yang berada di sampingnya
Dianjurkan kepada orang yang bersin untuk mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah dia selesai bersin.
Telah ada ungkapan pujian yang disyariatkan bagi orang yang bersin sebagaimana yang dijelaskan dalam sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, di antaranya;
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ
“Segala puji bagi Allah.”
(HR. Imam Bukhari, no.6223)
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam.”
(HR. Imam Bukhari, no.394)
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji bagi Allah atas segala hal.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2738)
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ حَمْدًا كَثِِيْرًا طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى
“Segala puji untuk Allah dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh keberkahan sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kami.”
(HR. Abu Dawud, no.773)
4. Wajib untuk setiap orang yang mendengar orang bersin (dan mengucapkan alhamdulillah) untuk melakukan tasymit kepadanya, yakni dengan mengucapkan;
يَرْحَمُكَ اللهُ
“Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu.”
Apabila tidak mendengarnya mengucapkan alhamdulillah, maka janganlah mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) untuknya, dan tidak perlu mengingatkannya untuk mengucapkan hamdallah (ucapan alhamdulillah).
Berdasarkan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam;
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ؛ فَشَمِّتُوْهُ، فِإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللّٰهَ فَلاَ تُشَمِّتُوْهُ
“Jika salah seorang dari kalian bersin lalu mengucapkan alhamdulillah, maka hendaklah kalian mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) baginya namun, jika tidak mengucapkan alhamdulillah, maka janganlah mengucapkan tasymit untuknya!”
(HR. Imam Muslim, no.2992)
5. Jika ada orang kafir bersin lalu dia memuji Allah, boleh menjawab kepadanya;
يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Semoga Allah memberikan kepada kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian.”
Hal ini berdasarkan hadits dari Sahabat Abu Musa Al-Asyari radhiyallahu anhu, dia berkata;
كَانَ الْيَهُوْدُ يَتَعَاطَسُوْنَ عِنْدَ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُوْنَ أَنْ يَقُوْلَ لَهُمْ يَرْحَمُكُمُ اللهُ، فَيَقُوْلُ: يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ باَلَكُمْ
“Orang-orang Yahudi berpura-pura bersin di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, mereka berharap Rasulullah berkenan mengatakan kepada mereka yarhamukumullah (semoga Allah memberikan rahmat bagi kalian) namun, Rasulullah hanya mengucapkan yahdikumullaah wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberikan kepada kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian).”
(HR. Imam Bukhari, no.940)
6. Apabila orang yang bersin itu menambah jumlah bersinnya lebih dari tiga kali, maka tidak perlu dijawab dengan ucapan tasymit (yarhamukallah).
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam;
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيُشَمِّتْهُ جَلِيْسُهُ، وَإِنْ زَادَ عَلَى ثَلاَثٍ فَهُوَ مَزْكُوْمٌ وَلاَ تُشَمِّتْ بَعْدَ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ
“Apabila salah seorang di antara kalian bersin, maka bagi yang duduk di dekatnya (setelah mendengarkan ucapan alhamdulillah) menjawabnya dengan ucapan ‘yarhamukallah’, apabila dia bersin lebih dari tiga kali berarti dia sedang terkena flu dan jangan engkau beri jawaban yarhamukallah setelah tiga kali bersin.”
(HR. Abu Dawud, no.5035)
Tidak perlu mendoakan orang yang bersin lebih dari tiga kali, serta jangan juga mengucapkan kepadanya semisal doa;
شَفَاكَ اللهُ وَعَافَاكَ
“Semoga Allah memberikan kesembuhan dan menjagamu.”
Kita hanya diperintahkan untuk mendoakan (tasymit) orang yang bersin, yang mengucapkan tahmid seusai bersinnya. Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu bercerita;
عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ فَقِيلَ لَهُ فَقَالَ: هَذَا حَمِدَ اللَّهَ، وَهَذَا لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ
“Ada dua orang yang bersin di dekat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Yang satu beliau doakan dan yang satu lagi tidak beliau doakan. Ketika beliau ditanya alasannya, beliau menjawab: Dia membaca alhamdulillah, sementara yang ini tidak membaca alhamdulillah.”
(HR. Imam Bukhari, no.5753)
Dalam riwayat yang lain, dari Sahabat Abu Musa radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتُوهُ، وَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
“Apabila ada di antara kalian bersin dan dia memuji Allah (membaca alhamdulillah) maka doakan dia! Dan jika dia tidak membaca tahmid, maka jangan doakan dia!”
(HR. Imam Muslim, no.5308)
Yang dimaksud mendoakan pada hadits di atas adalah mengucapkan: Yarhamukallah.
Bagaimana jika anak kecil bersin?
Hukumnya sama saja seperti orang dewasa. Jika dia membaca tahmid, maka orang yang mendengarnya harus mendoakan ‘yarhamukallah’. Sebaliknya, jika anak tersebut tidak mengucapkan tahmid, maka tidak didoakan ‘yarhamukallah’.
Imam Ar-Ruhaibani rahimahullah menjelaskan;
“Untuk anak yang bersin dan membaca tahmid, kita doakan ‘buurika fiik’ (semoga kamu diberkahi) atau ‘jabarakallah’ (semoga Allah menyempurnakanmu), atau ‘yarhamukallah’ (semoga Allah merahmatimu), demikian yang dijelaskan Syaikh Abdul Qadir.”
(Mathalib Uli An-Nuha, 1:945)
Beliau juga menjelaskan;
“Makruh mendoakan untuk orang bersin yang tidak membaca tahmid, berdasarkan hadits dari Abu Musa. Sementara anak kecil atau orang yang baru masuk Islam diajari tahmid. Demikian juga orang yang tinggal di pelosok jauh, karena kemungkinan besar mereka tidak tahu.”
(Mathalib Uli An-Nuha, 1:945)
Adab Menguap
1. Menahan semampunya.
Apabila seseorang akan menguap, maka tahanlah semampunya! Dengan cara menahan mulutnya serta mempertahankannya, agar tidak sampai terbuka. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam;
التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ
“Menguap itu datangnya dari setan. Jika salah seorang di antara kalian ada yang menguap, maka hendaklah dia menahan semampunya!”
(HR. Imam Bukhari, no.6226)
Jika tidak mampu menahannya, maka tutuplah dengan meletakkan tangan pada mulutnya, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam;
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap, maka hendaklah menutup mulutnya dengan tangannya! Karena setan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).”
(HR. Imam Muslim, no.2995)
a. Allah benci menguap.
Jika kita mengaku beragama Islam dan mengaku bahwasanya kita mencintai Allah azza wa jalla, maka salah satu konsekuensinya adalah berusaha mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh Allah, serta membenci dan menjauhi segala sesuatu yang dibenci oleh Allah, bukan sebaliknya! Salah satu perkara yang dibenci oleh Allah adalah menguap.
Seperti yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda;
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ العُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ. فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ، فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ: فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ
”Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika ada di antara kalian yang bersin lalu mengucap hamdallah (alhamdulillah), maka setiap muslim yang mendengarnya wajib menjawabnya. Sedangkan, menguap sesungguhnya berasal dari setan, maka tahanlah semampunya! Dan apabila dia malah mengeluarkan suara ‘haaah’ (ketika menguap), maka setan akan tertawa.”
(HR. Imam Bukhari, no.6223)
Jadi, ketika menguap tutuplah mulut kita agar tidak sampai terbuka, dan tahanlah suara kita agar tidak keluar!
Sebab itulah, Nabi shallallaahu alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menahannya sebisa mungkin dan menutup mulut dengan tangan saat menguap.
Adab Ketika Mimpi Buruk
Meludah ke kiri sebanyak 3 kali.
Dari Sahabat Jabir radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
الرُّؤْيَا مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلْمًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ
“Mimpi yang baik datang dari Allah dan mimpi yang buruk datang dari setan. Apabila kamu bermimpi sesuatu yang tidak kamu senangi, maka meludahlah ke kiri tiga kali, kemudian berlindunglah kepada Allah dari bahaya kejahatannya, niscaya dia tidak akan membahayakan!”
(HR. Imam Muslim, no.4195)
Mengubah posisi tidurnya, jika dia ingin melanjutkan tidurnya, walau pun dia harus memutar kesebelah kiri dan semisalnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ
“Apabila salah seorang kalian bermimpi dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah dia meludah ke kiri tiga kali, kemudian berlindunglah kepada Allah dari gangguan setan tiga kali, sesudah itu merubah tidurnya dari posisi semula.”
(HR. Imam Muslim, no.4199)
Termasuk tanda kesempurnaan syariat Islam yang disampaikan oleh Allah melalui RasulNya; Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah mengajarkan semua hal yang ada dalam kehidupan manusia.
Hanya saja, ada manusia yang berusaha memahaminya dan ada juga yang cuek, bahkan melupakannya. Seseorang akan bisa merasakan dan meyakini betapa sempurnanya agama Islam, ketika dia berusaha memahami seluruh aturan syariat Islam yang sangat luas. Ketika itulah, seseorang akan semakin yakin dengan agamanya. Dan kita juga bisa membuktikan hal tersebut dengan mulai mencobanya.
Di antaranya adalah petunjuk tentang mimpi. Meski pun Islam tidak mengajarkan umatnya tentang takwil (mengaitkan) mimpi yang mereka alami namun, bimbingan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sudah sangat cukup untuk menjadi panduan dalam menyikapi mimpi, termasuk mimpi buruk.
A. Hal Terkait Mimpi Buruk
1. Mimpi tidak semuanya benar.
Sumber mimpi itu tidak semuanya datang dari Allah azza wa jalla, bisa juga muncul karena bawaan perasaan atau permainan setan.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
“Apabila hari Kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang Muslim yang tidak benar. Dan mimpi yang paling paling benar adalah mimpi yang selalu bicara benar. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari empat puluh lima macam Nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) Mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari setan. (3) Dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayalan seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian Shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain!”
(HR. Imam Muslim, no.4200)
Syaikh Dr.Musthafa Dhib Al-Bugha, salah seorang ulama bermazhab Syafii, menjelaskan;
•Kabar gembira dari Allah: Mimpi ini adalah mimpi yang berisi sesuatu yang baik dan menggembirakan kaum muslimin.
•Ditakuti setan: Mimpi yang datang dari setan. Bentuknya bisa berupa mimpi basah atau mimpi yang menakutkan.
•Bisikan hati: Terkadang seseorang memikirkan sesuatu ketika sadar. Karena terlalu serius memikirkannya, sampai terbawa mimpi.
2. Mimpi buruk berasal dari setan.
Dari jenis mimpi di atas, mimpi buruk termasuk salah satu permainan setan kepada manusia, mereka ingin menakut-nakuti manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang kita menceritakan mimpi buruk kepada orang lain.
Dari Sahabat Jabir radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
مَنْ رَآنِي فِي النَّوْمِ فَقَدْ رَآنِي إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَتَمَثَّلَ فِي صُورَتِي وَقَالَ إِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ فَلَا يُخْبِرْ أَحَدًا بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِهِ فِي الْمَنَامِ
“Barang siapa bermimpi melihatku dalam tidurnya, maka sesungguhnya dia benar-benar melihatku, karena setan itu tidak dapat merubah bentuk seperti bentukku.” Dan beliau juga bersabda: Apabila seseorang dari kalian bermimpi buruk, maka janganlah dia menceritakan permainan setan dengannya ketika tidur itu kepada siapa pun!”
(HR. Imam Muslim, no.4209)
B. Hal Sunnah Yang Harus Dilakukan
1. Meludah ke kiri sebanyak 3 kali.
Dari Sahabat Jabir radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
الرُّؤْيَا مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلْمًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ
“Mimpi yang baik datang dari Allah dan mimpi yang buruk datang dari setan. Apabila kamu bermimpi sesuatu yang tidak kamu senangi, maka meludahlah ke kiri tiga kali, kemudian berlindunglah kepada Allah dari bahaya kejahatannya, niscaya dia tidak akan membahayakan!”
(HR. Imam Muslim, no.4195)
2. Memohon perlindungan kepada Allah azza wa jalla dari setan sebanyak 3 kali, dengan membaca;
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terajam.”
Atau bisa juga dengan membaca kalimat istiadzah atau taawudz lainnya;
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ
“Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terajam, dari kegilaannya, kesombongannya dan nyanyiannya yang tercela.”
(HR. Abu Dawud, no.775 dan Ibnu Majah, no.804)
أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ
“Aku berlindung kepada Allah yang maha mendengar lagi maha mengetahui dari gangguan setan yang terajam, dari kegilaannya, kesombongannya dan nyanyiannya yang tercela.”
(HR. Abu Dawud, no.775 dan At-Tirmidzi, no.242. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini hasan)
Silakan, boleh mengamalkan salah satu dari ketiga kalimat istiadzah di atas!
3. Meminta perlindungan kepada Allah azza wa jalla dari keburukan mimpi tersebut.
4. Mengubah posisi tidurnya, jika dia ingin melanjutkan tidurnya, walau pun dia harus memutar kesebelah kiri dan semisalnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ
“Apabila salah seorang kalian bermimpi dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah dia meludah ke kiri tiga kali, kemudian berlindunglah kepada Allah dari gangguan setan tiga kali, sesudah itu merubah tidurnya dari posisi semula.”
(HR. Imam Muslim, no.4199)
5. Tidak boleh menafsirkan mimpi tersebut, baik menafsirkan sendiri atau dengan meminta bantuan orang lain.
6. Hendaknya segera melakukan shalat.
Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
“Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) Mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari setan. (3) Dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayalan seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”
(HR. Imam Muslim, no.4200)
Adab di Jamban/WC
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari, no. 394 dan Muslim, no. 264).
Adab terhadap tamu
Fadhilah "Ikaramud Dhayf"(memuliakan tamu).
*Ada seorang perempuan mengeluh kepada Rasulullah saw kerana perilaku suaminya.*
*Suaminya selalu mengundang orang-orang datang ke rumahnya dan menjamunya sehingga tamu-tamu tersebut menyebabkan si isteri menjadi kalangkabut dan merasa penat karena takut kehabisan makanan dan minuman yang disajikan.*
*Lalu wanita tersebut keluar meninggalkan Rasul saw dan tidak mendapatkan jawapan apa pun dari Rasul saw.*
*Setelah beberapa waktu...*
*Rasul saw pergi ke rumah suami-isteri tersebut, Rasul saw bersabda kepada si suami : "Sesungguhnya aku adalah tamu di rumahmu hari ini."*
*Betapa bahagianya si suami demi mendengar ucapan Rasul saw tersebut, maka dia segera menghampiri isterinya untuk memberitahu bahawa tamu hari ini adalah Rasul saw.*
*Si isteri pun merasa bahagia kerana kabar tersebut, dia pun segera memasak makanan yang lazat dan nikmat.*
*Dia lakukan hal tersebut dengan penuh rasa bahagia di dalam hatinya.*
*Ketika Rasul saw akan pergi dari rumahnya setelah beliau mendapatkan kemuliaan dan merasa bahagia dengan keredhoan pasangan itu.*
*قال للزوج عندما أخرج من بيتك دع زوجتك تنظر إلى الباب الذي أخرج منه*
*Rasul saw bersabda kepada suaminya : "Ketika aku akan keluar nanti dari rumahmu, panggil isterimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar."*
*Maka si isteri melihat Rasul saw keluar dari rumahnya diikuti oleh binatang-binatang melata, seperti kalajengking dan berbagai binatang yang berbahaya lainnya di belakang Rasul saw.bahkan makhluk-makhluk yang dzolim pun ikut keluar karena ketakutan bahwa rumah tersebut telah dimasuki Rosulullah saw*
*Terkejutlah si isteri dengan apa yang dilihat di depannya.*
*فقال لها رسول الله هكذا دائما عندما يخرج الضيوف من بيتكِ يخرج كل البلاء والضرر والدواب من منزلك.*
*Maka Rasul saw bersabda : "Seperti itulah yang terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala', bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu*
*"Maka inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah kerana kedatangannya."*
*Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai oleh ALLAH.*apalagi tamu tersebut Zuriyyat Rasul baik Sayyid maupun Syarif,Maka akan ALLAH tambahkan keberkahan di dalamnya
*Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk siapapun baik anak kecil maupun dewasa.maupun para guru bahkan para ulama*
*Rumah yang di dalamnya turun rahmat dan berbagai keberkahan dari langit.*
*قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " إذا أراد الله بقوم خيراً أهدى لهم هدية.*
*Rasul saw bersabda : "Jika ALLAH menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka ALLAH akan memberikan hadiah kepada mereka.*
*Para sahabat bertanya : "Hadiah apakah itu, ya Rasul saw...............?."*
*Rasul menjawab : " Yaitu TAMU ALLAH "
*قال: الضيف ينزل برزقه، ويرتحل بذنوب أهل البيت."*
*Rasul saw bersabda : "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni rumah."*
*وقال صلى الله عليه وسلم: كل بيت لا يدخل فيه الضيف لا تدخله الملائكة."*
*Rasul saw bersabda : "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalamnya."*
*وقال صلى الله عليه وسلم: " الضيف دليل الجنة."*
*Rasul saw bersabda : "Tamu adalah penunjuk jalan menuju Syurga."*
*وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه*
*Rasul saw bersabda : "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."*
مجلس تعليم و تذكر الذكر
ابي بِنْت شريف محمّد اسوان بن شريف محمّد وسم بِنْ شريف كارس مرتاويجاي دينات بِنْ شريف عبد الرحمن سوكم كرتاويجاي
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qamar: 17).
5 PANGGILAN QUBUR DALAM SEHARI
Sebagaimana firman Allah SWT: (QS.Al-Hasyr Surat : 59 Jus : 28 : 18) يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَف...

-
Sebagaimana firman Allah SWT: (QS.Al-Hasyr Surat : 59 Jus : 28 : 18) يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَف...
-
Diriwayat dari abu hurairah ra. Rasulullah bersabda: نحن الآخرون الأولون يوم القيامة، ونحن أول من يدخل الجنة… NAHNU ĀKHIRŪNAL AWWALŪNA Y...
-
SEDEKAH DI ACARA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW Rasulallah SAW bersabda : “man adzõma maulidii kuntu syafii’al lahū yaumal qiyā...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar