Rabu, 17 Juni 2020

KAJIAN TAKBIRAN

**PERBEDAAN TAKBIR DI IDUL FITHRI DAN IDUL ADHA**

haditsnya sebagai berikut.

من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ

Artinya : “Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat Ibrahim Al Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri halaman 227).


1. Takbir terbagi dua bagian (takbir mursal dan takbir muqayyad)
A. Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardu maupun sunnah. Takbir mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya. Dan waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam ‘id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat ‘id, meliputi ‘idul fitri maupun ‘idul adha.

B. Takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah. Waktu pembacaannya adalah setelah sembahyang shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Sebagaimana yang telah di jelaskan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi’I dalam Fathul Qarib al-Mujib.

2. Hukum Membaca Takbiran

ويكبر ندبا كل من ذكر وأنثى وحاضر ومسافر في المنازل والطرق والمساجد والأسواق، من غروب الشمس من ليلة العيد، أي: عيد الفطر، ويستمر هذا التكبير إلى أن يدخل الإمام في الصلاة للعيد، ولا يسن التكبير ليلة عيد الفطر عقب الصلاة، ولكن النووي في “الأذكار” اختار أنه سنة

Artinya, “Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fithri. Tidak disunahkan takbir setelah shalat Idul Fithri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Azkar hal ini tetap disunahkan.”

3. Shigot Takbir
A. Bacaan takbir pertama (pendek)

اللهُ أكْبَرُ, اللهُ أكْبَرُ, اللهُ أكْبَرلا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Bacaan Latin “Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa illaa haillallah-huwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd’.”

Artinya : ” Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar, Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.”

B. Bacaan takbir kedua (panjang)

اللهُ اكبَر كَبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًاوَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا.لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْد

Bacaan latin ” Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, Wasubhaanallaahi bukrataw wa ashiillaa, Laa ilaaha illallallahu walaa na’budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiin, Walau karihal kaafiruun, walau karihal musyrikun, walau karihal munafiqun, Laa ilaaha illallaahu wahdah, shodaqa wa’dah, wanashara ‘abdah, wa a’azza jundahu wahazamal ahzaaba wahdah, Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, llaahu akbar walillaahil hamd.”

Kembali pada permasalahan bagian bacaan takbir tadi, maka bisa di katakan takbir pada malam hari raya idul fitri dinamakan takbir mursal. Sedangkan takbir yang dilantunkan pada hari raya idul adha disebut takbir muqayyad. Takbir ini dilaksanakan dengan jumlah masa lima hari, mulai tanggal 9 – 13 Dzulhijjah pada setiap usai shalat, baik shalat fardhu ataupun sunah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

5 PANGGILAN QUBUR DALAM SEHARI

  Sebagaimana firman Allah SWT: (QS.Al-Hasyr Surat : 59 Jus : 28 : 18) يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَف...